Ini kisah ku Perjalanan menuju arah yang tidak aku sangka dan duga sebelumnya. Takdirku, harapanku. Hari ini aku iseng dengan ponselku, seketika aku membuat Sort Boomerang di WhatsApp Stat dengan caption " masih gue liatin " dan aku merasa itu biasa aja. Lagi lagi ada saja yg komen, memang susah ya menjadi kita yang sebenernya. Menyembunyikan hal yang tidak ingin kita publish eh akhirnya terpublish juga. "Jangan lupa makan, sholat dan sebagainya yang terus menerus aku terima " emang sesulit itukah makan dan sholat sampai aku harus diingatkan terus hikss Aku pulang dengan rasa lelah dan kantuk yang berkepanjangan, akhirnya aku mandi dan makan sore karna aku lapar sekalii ( karena lelah akhirnya tujuan ku makan ) Aku lihat banyak sekali yang komen statusku tadi siang, sampai aku malas untuk membukanya. Karena aku tau isi nya pasti hanya memuji dan menggoda. Akhirnya aku sampai pada satu orang yang komen dengan "ampun kak" Wah ini tumben banget kak B* p
IBU PERTIWI DIJAJAH ANAK SENDIRI Degup haru suara tangis Kian lantang dan teriris Panas terik kian mengikis Bumi hancur kian terkikis Menatap relung jiwa yang kosong Terik langit kian menyongsong Kami butuh bukti bukan tong kosong Ini tentang jiwa bukan sekedar omong kosong Kau ingin kami menari diatas pena Lalu Kau menari diatas tahta Oh Tuhan, sungguh kolam susu basi Kami mati Kau hidup dengan nikmat nya secangkir kopi Jerit tangis duka lara Kabut asap dan serpihan bara Sesak napas salah siapa Kami benar-benar di jajah di negeri tercinta Harusnya kami tidur lelap malam ini Namun sesak didada kian menyiksa diri Tak tahu lagi bagaimana nasib Ibu pertiwi Ibu pertiwi dijajah anak sendiri Wah, sungguh nikmat hidup penguasa Duduk manis di kursi tahta Bak seorang raja Kami hidup tetap hidup Namun harus menahan sakit seumur hidup Wahai anak peritiwi Sudikah kiranya tuan mengerti Tentang apa yang telah terjadi Akankah terus-menerus seperti ini Ibu pertiwi dijajah anak sendiri Wahai anak